24 April 2009

Guruku calon mertuaku

Senin siang, 1975 di Ksatrian Pusat Pendidikan Polisi Militer- Cimahi.
Ruang Kelas Kursus Dasar Kecabangan Perwira Polisi Militer

( Sussarcabpapom)

Kapten CPM Soewarto, guru Berkas Perkara memasuki ruang kelas. Setelah menerima laporan kesiapan dari Ketua Kelas, Kapten Cpm Soewarto menyampaikan kata pengantar sebagaimana dianjurkan dalam Buku CMI ( Cara memberikan Instruksi )

“ Selamat pagi para Perwira , bagaimana acara liburan kemarin, menyenangkan bukan “ ??.
Mendengar ucapan Kapten Soewarto itu teman-teman sekelas langsung tertawa riuh rendah, bahkan ada yg tepuk tangan segala.
Kapten Soewarto tersenyum. Sambil membetulkan kacamatanya, beliau melanjutkan pengantarnya “ Wahhhh… kelihatan gembira sekali yaaa. Pada ketemu pacar yaaa selama liburan ???”
Teman-teman tambah ngakak “ Choliiiiiiiiiiiiiik……Choliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiik “
“ Ada apa dengan Siswa Cholik ??”,
tanya Kapten Soewarto dengan wajah agak heran.
Situasi terselamatkan ketika pelayan ruang makan masuk kelas mengantar kopi untuk sang Guru.
“ Jancuritz tenan kok teman-teman itu “, batin saya.

Masya Allah, Kapten Soewarto – guruku ini nyindir, tidak tahu atau pura-pura tidak tahu sih ???

Mungkin beliau tidak tahu ya soalnya malam Minggu ketika saya ngajak putrinya nonton film di Bioskop Rio Cimahi beliau sedang main bridge bersama Danpusdikpom. Dan hari Minggunya ketika saya ajak putrinya makan mie kocok di Lembang beliau juga lagi main tennis.

***

. “ Jancuritz " : adalah misuh ( mengumpat ala arek Suroboyo) yang tingkatannya agak lebih halus daripada misuh dengan istilah lain. Jancuritz dipakai lebih untuk menunjukkan keakraban daripada sebagai ekspresi kemarahan.

dCholik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar